Uprin Sholeh dan Iprin Solehah menjadi Panitia malam nuzulul Quran dan melihat banyak orang mulai bayar zakat fitrah dimalam 17 Ramadhan.


Cerita bersambung
Cerita :
Uprin Sholeh dan Iprin Solehah menjadi Panitia malam nuzulul Quran dan melihat banyak orang mulai bayar zakat fitrah dimalam 17 Ramadhan.
            Cahaya bulan bersinar dengan indahnya, malam 17 Ramadhan telah sampai, bintang berkelap –kelip dilangit yang tinggi begitu indah dipandang mata, sepertinya ikut bergembira menyambut malam 17 Ramadhan yang berkah dan suci ini. Suara bersauttan lantunan ayat suci Al-Quran di speker-speker setiap penjuru mesjid, mengagungkan kebesaran Allah SWT.
            Rasa syukur selalu menghinggap di hati paling dalam, memuji kebesaran ciptaan Allah SWT, langit, bumi, siang, malam, ilmu, iman, surga seluas langit dan bumi dan segala isinya.
            Orang pergi kemesjid untuk memakmurkan mesjid dengan amalan baik, ada yang berjalan kaki , sepeda, sepeda motor dll, semua setiap langkah amal ke Mesjid dihitung Allah SWT dengan niat karena Allah SWT dan mencari ridho Allah SWT.
Uprin Sholeh : “ Teringat tadi pagi sebelum sahur subuh, berbunyi orang membangunkan saur di Speker mesjid : ” Saur, saur,saur, waktu sudah menunjukkan jam 3.30 bangun saur,saur, saur. Aktifitas pagi ,siang, sore sudah dijalani dengan baik, seperti ikut pesantren kilat di sekolah,sembahyang magrib berjamaah di sekolah, lalu pulang ketemu orang tua. Sekarang dan mau sembahyang Isya berjamaah, tarawih dan witir berjamaah di mesjid dekat rumah.”
Nenek Dahsa :”Uprin Sholeh dan Iprin sholehah, berangkatlah sembahyang tarawih lagi, sebentar lagi mau masuk waktu isya, di ruang keluarga sudah ditunggu Mak dan Kakak Syah ni berangkat sembahyang tarawih kemesjid.”
Uprin Sholeh : “ Iya, Nek, ana (saya) lagi membersihkan songkok sebentar,memilih sarung lalu  membuat tanggal di buku catatan amaliyah malam 17 ramadhan dan membawa uang untuk infak sedekah dari uang sisihan jajan sekolah.
Iprin Sholehah : “ Iya, Nek, Iprin Sholehah lagi mengenakan jelbab lalu memakai rukuh (mukenah) dan mengambil uang sisihan jajan di sekolah untuk infak sedekah di mesjid.
Mak Titi : “ Ayo, Iprin Sholeh dan Uprin Solehah, kalau terlalu lama, Mak nanti jemput ke kamar masing-masing.”
Uprin Sholeh : ‘’ Naam ( Iya ) Mak, ini sudah mau berangkat.”
Iprin Sholehah : “ Iya, Ummi (Mak), sudah siap Alhamdulillah.“
Nenek Dahsa : “Hati-hati berkendaraan dijalan, bawa helm, payung dan ni sedikit uang untuk infak sodakoh, kue dodol nenas,kue lupis untuk Mesjid.”
Mak Titi : “ Iya, Ummi (Mak), Ummi hati-hati juga dirumah.”
Mak Titi : “ Cepatlah salaman sama Nenek dulu Uprin Sholeh, Iprin solehah dan Syah.”
Kak Syah : “ Assalamualaikum, ya Nek.”
Uprin Sholeh : “ Saya bersalaman dan mencium tangan Nenek.”
Iprin Sholehah : “ Saya bersalaman dan mencium tangan Nenek, Assalamualaikum?.”
Nenek Dahsa : “ Waalaikumsallam, semuanya.”
Uprin Sholeh : “ Sepertinya tinggal berangkat lagi, kendaraan tadi siang sudah diservis dibengkel apalagi bagi yang mau mudik lebaran atau balik kampung halaman, mesti servis bengkel dulu.”
Iprin Sholehah : “ Na am, na am, na am, (Betul, betul, betul).”
Uprin Sholeh : “ Saya berkendara dengan Iprin Sholehah.”
Kak Syah : “ Sayapun berkendara bersama Mak, tidak perlu ngebut,( Alon-Alon sing penting klakon atau pelan-pelan yang penting dilakukan.”
Iprin Sholeh : “ Alhamdulilah sampai, dengan jalan kaki atau bersepeda bisa juga.”
Iprin Sholehah : “ Kai fa ha luk ( Apa kabar ), Ainun Mardiyah, Santrianah, Ummu Ruman dan Fatimah ?....”
Ainun Mardiyah, Santrianah, Ummu Ruman dan Fatimah : “ Menjawab kompak, bi khoir ( baik ) Alhamdulillah.”
Ummu Ruman : “ Wa kai fa ha luk anti (Kalau kamu bagaimana) ?...”
Iprin Solehah  : “ Bi khoir (Baik), Walhamdulillah .”
Iprin Solehah : “ Itu meja tempat zakat fitrah di serambi mesjid, panitianya diantaranya kan Kakek Unsai dan anggotanya sepertinya menempatinya setelah sembahyang tarawih dan sebenarnya dari pagi hingga selesai tarawih untuk pembayaraan zakat fitrah bisa dengan menghubungi melalui telpon panitia zakat fitrah atau pengurus mesjid, mudah kan dan tidak sulit kurang lebih 5 menit selesai.
Uprin Sholeh : “ Semoga banyak yang menunaikan zakat fitrah di malam 17 Ramadhan, sehingga banyak yang terbantu.”
Santro : “ Amin, Jangan lupa Pariadi ayo bayar zakat fitrahnya?...”
Pariadi : “ Tenang kan dibayar zakat fitrahnya termasuk ponakan pamanku yang baru lahir .”
Iprin Solehah : “ Mari kita kedalam mesjid.”
Fatimah : “ Mari semua kedalam mesjid.”
Santrianah : “Ayo, disana Uprin Sholeh dan teman-teman lagi sembahyang Sunnnah sebelum Isya dan sembahyang tahiyyatul masjid. “
Santrianah : “ Ayo kita juga tunaikan Sunnah Nabi Muhammad SAW.”
Iprin Sholehah, Santrianah, Ummu Rumah, Fatimah, Mak Titi, Kak Syah : “ Allaahumama shalli ‘alaa sayyidinaa Muhammad, Wa ‘alaa aali sayyidinaa Muhammad kamaa shaallaita ‘ala sayyidinaa Ibraahiim wa ‘aali sayyina Ibrahim artinya : “ Ya Allah! Limpahilah rahmat kepada Nabi Muhammad, Ya Allah! Limpahkan rahmat atas keluarga Nabi Muhammad, sebagaimana pernah Engkau beri rahmat kepada Nabi Ibrahim dan keluarganya.”
Iprin Sholehah : “Saya mau berniat sembahyang Sunnah sebelum isya dua raka’at karena Allah Ta’ala. “ Ushallii sunnatal ‘isyaa’i rak’ataini qabliyyatal lillaahi ta’aalaa, Allaahu akbar .”
Ummu Ruman : “ Sepertinya teman-teman yang lain, ada yang baru selesai sembahyang sunnahnya.”
Fatimah : “ Sudah Adzan, mari kita sembahyang lagi.”
Mak Titi : “ Ushallii fardhal ‘isyaa’i arba’a raka’aatim mustaqbilal qiblati adaa’an ma’muuman lillaahi ta’aalaa, Allaahu akbar. “ artinya “Aku menyengaja shalat fardhu isya’ empat rakaat menghadap kiblat makmuman karena Allah,” Allaahu akbar.”
Iprin Sholeh : “ Ushallii fardhal ‘isyaa’i arba’a raka’aatim mustaqbilal qiblati adaa’an ma’muuman lillaahi ta’aalaa, Allaahu akbar. “ artinya “Aku menyengaja shalat fardhu isya’ empat rakaat menghadap kiblat makmuman karena Allah,” Allaahu akbar.”
Mak Titi : “ Ushallii sunnatal ‘isyaa’i rak’ataini ba’diyyatal lillaahi ta’aalaa, Allaahu akbar .”
Mak Titi : Alhamdulillah, Uprin Sholeh, Iprin Solehah dan teman-temannya menjalankan sembahyang wajib dan sunnahnya, lihat dibarisan depan sana ada Uprin Sholeh dan teman-temannya dan Imam Mesjid dan Bilalnya pun sudah siap-siap.”
Kak Syah : “ Barisan depan pahalanya lebih banyak.”
Mak Titi : “ Ushallii sunnatat taraawiihi rak’ataini ma’muuman lillahi ta’aalaa.”
Kak Syah: “ Ushallii sunnatat taraawiihi rak’ataini ma’muuman lillahi ta’aalaa.”
Santrianah : “ Ushallii sunnatat taraawiihi rak’ataini ma’muuman lillahi ta’aalaa.”
Fatimah : “ Ushallii sunnatat taraawiihi rak’ataini ma’muuman lillahi ta’aalaa.”
Ainun Mardiyah: “ Ushallii sunnatat taraawiihi rak’ataini ma’muuman lillahi ta’aalaa.”
Uprin Sholeh : “ Ushallii sunnatat taraawiihi rak’ataini ma’muuman lillahi ta’aalaa.”
Singkatnya semua sudah sampai raka’at terakhir, doa dan Sembahyang witir 3 rakaat berjamaah ,
Uprin sholeh : Niat Sembahyang witir 2 rakaat : “ Ushallii sunnatal witri rak’ataini ma’muuman lillahi ta’aalaa.” Dan selanjutnya .” Niat Sembahyang witir 1 rakaaat : “Ushallii sunnatal witri rak’atan ma’muuman lillahi ta’aalaa.”
Uprin Sholeh : “ Allhamdullillah kita sebagai semua sebagai Makmum bisa melaksanakan sembahyang dan  sudah sampai doa yang di baca oleh Imam Masjid.”
Pariadi : “ Selesai sembahyang tarawih ini, malam ini kan memperingati malam nuzulul Quran yang di isi dengan ceramah dan santunan anak yatim piatu, janda tua dan yang orang kurang mampu, Kalau diluar sana mungkin ada sembako murah, rebana hadroh, pemberian hadiah pemenang lomba hafiz sekecamatan.”
Santro : “ Akhirnya bulan puasa ini memang berkah dan menjadikan kita perduli sesama.”
Kakek Unsai : “ Semoga semua ini menjadi ladang amal untuk akhirat nanti .”
Ustadz Ahmad : ” Amin, yang semuanya diniatkan karena Allah SWT dan mencari ridho Allah SWT.”
Pariadi : “ Sepertinya, Uprin sholeh jadi pembawa acara malam Nuzulul Quran di malam 17 Ramadhan ini, pengumuman pembagian hadiah lomba Hafiz tingkat kecamatan dan Iprin sholehah yang membaca ayat suci Al-Quran dan yang baca artinya Fatimah dan nanti penampilan rebana hadroh dengan judul “ Jilbab Putih “ yang dibawakan oleh Santrianah, Ainun Mardiyah, Ummu Ruman, Kak Syah, Iprin Sholehah, Fatimah, mudah-mudahan lancar.”
Santro : “ Amin.”
Husen : “ Amin.”
Iprin Sholehah : “ Bagaimana penampilan baca Al Quran saya tadi, Mak dan Kak Syah ?.”
Mak : “ Alhamdulillah baik dan harus belajar lebih giat lagi mengajinya.”
Kak Syah : “ Itu kan berkat Allah SWT dan selalu tadarus selesai tarawih jadi terlatih dan terbiasa.”
Mak : “ Nanti ada penampilan Rebana Hadroh ya dengan judul “ Jilbab putih “.
Iprin Sholehah : “ Doa kan kami ya, Mak.”
Iprin Sholehah : “ Trima kasih ya Allah SWT dan trima kasih kepada orang tua saya yang melahirkan saya, sehingga saya bisa ini dan melihat dunia dan isinya.”
Iprin Sholehah : “ Sebentar lagi kita tampil rebana Hadroh dengan judul “ jilbab putih .“
Santrianah : “ Mudah-mudahan tidak grogi karena jamaah mesjidnya banyak.”
Kami pun mulai melangkahkan kaki lalu berjajar rapi di depan dan kami mulai menepuk rebananya dan membawakan dengan judul “Jilbab Putih “ sepertinya yang melihat tersenyum dan senang.

Iprin Sholehah : “ Berkibar jilbabmu di setiap waktu
                             di sepanjang jalan kulihat kamu..”
Ainun Mardiyah : “ Karena jilbabmu meredam nafsu
                                busanamu menyejukkan kalbu. “

Santrianah : “ Pesona jilbabmu anggun di wajahmu
                       sekilas senyummu menambah ayu.. “
Ummu Ruman : “ Karena jilbabmu aku terpaku
                             cermin takwa iman di dadamu. “
 
Fatimah : “ Jilbab.. jilbab putih.. lambang kesucian
                   lembut hati penuh kasih teguh pendirian. “

Kak Syah : “ Jilbab.. jilbab putih..bagaikan cahaya
                      yang bersinar di tengah malam gelap gulita.”

Iprin Sholehah : “ Di balik jilbabmu ada jiwa yang takwa
                             di balik senyummu tersimpan masa depan cerah.”

Iprin Sholehah : “ Berkibar jilbabmu di setiap waktu
                              di sepanjang jalan kulihat kamu.”
Ainun Mardiyah : “ Gebyar jilbabmu meredam nafsu
                                busanamu menyejukan kalbu.”
Kami pun selesai lalu meletakkan alat hadrohnya dan kembali duduk lagi.
Iprin  Sholehah : “ Alhamdulillah lancar dan suara di mikrofonnya bening .”
Santrianah : “ Semoga jamaah yang mendengarkannya senang dan menambah keimanan.”
Fatimah : “ Amin.”
Mak : “ Selamat ya atas penampilan rebana hadrohnya, sebenarnya lagu rebana hadrohnya banyak.”
Kak Ros : “ Untung adik kita Iprin solehah suaranya merdu.”
Iprin Solehah : “ Alhamdulillah, teman-teman yang lain juga.”
Mak : “ Tu, sekarang Uprin Sholeh lagi membacakan pengumuman pemenang hadiah lomba hafiz tingkat kecamatan lalu pengumuman bantuan anak yatim, janda tua dan bantuan orang yang membutuhkan dari mesjid.”
Uprin Sholeh : “ Nah sekarang kita mendengarkan ceramah agama dengan judul Malam Nuzulul Quran mari kita berbagi dengan membayar zakat fitrah dll.”
Uprin Sholeh : “ Kami dibarisan lelakipun mendengarkan ceramah dan mencatatnya.”
Pariadi : “ Bisa pinjam pena, penaku macet, Uprin Sholeh ? .”
Uprin Sholeh : “ Alhamdulillah, Ana ( saya ) bawa 2 pena, pakailah dulu.”
Santro : “ Sepertinya perutku terasa sedikit lapar lagi, padahal waktu buka puasa tadi, makannya lumayan.”
Uprin Sholeh : “ Tahan saja, sebentar lagi juga sembuh,  dengarkan dulu ceramahnya sebentar lagi mau selesai nanti tidak dapat ilmu bermanfaat gratis lagi.”
Uprin Sholeh : “ Alhamdulillah acaranya berkah dan kita tutup dengan doa oleh Ustadz penceramah, kurang lebih saya sebagai panitia pembawa acara dan teman –teman yang lain atas kesalahan dan kesilafan kami mohon maaf, Assalamualaikum warohmatullahiwabarokatuh.”
Iprin sholehah dan jamaah : “Waalaikumsallam.”
Husen : “ Akhirnya acaranya selesai dan sepertinya yang menerima bantuan bergembira, tersenyum dan rasa syukur kepada Allah SWT atas rejeki malam ini yang diterima.”
Iprin Sholehah :” Sayapun bersalaman kepada Mak dan Kak Syah, dengan mencium tangannya, kita harus harus hormat kepada orang tua, guru dan yang lebih tua.”
Uprin Sholeh : “ Coba perhatikan di serambi mesjid, Alhamdulillah lumayan ramai orang membayar zakat fitrah.”
Iprin Sholehah : “Zakat fitrah kan untuk mensucikan .”
Uprin Sholeh : “Dasarnya cukup jelas : Rukun Islam yang ke 3 dan Surat Al- Baqarah ayat 43, artinya : Dan dirikan shalat dan keluarkan zakat dan tunduklah atau rukuk bersama-sama orang-orang yang pada rukuk.”
Iprin Sholehah : “ Na am, na am, na am atau betul, betul, betul.”
Uprin Sholeh : “ Kalau tidak salah tetangga yang kita jenguk bersama-sama tentangga, Mak dan Kak Syah , tadi siang anaknya baru lahir.”
Iprin Sholehah : “ Itu juga wajib dibayarkan zakat fitrahnya oleh kedua orang tuanya.”
Santro : “ Alhamdulillah pemahaman agama kita bagus, ini kan berkat kita rajin dengar ceramah di mesjid dan ngaji.”
Uprin Sholeh : “ Kita sudah bayar zakat fitrah, malam semalam kan Iprin Solehah?..”
Iprin Sholehah : “ Sudah dengan hitungan 2,5 kg beras  .“
Ainun Mardiyah : “ Kalau saya, Alhamdulillah, di malam 17 Ramadhan, pas panitianya Kakek Unsai, tadi. Yang bayar zakat mal atau harta ada juga tadi.”
Iprin Sholehah : “ Kalau zakat mal atau zakat harta juga harus dibayarkan zakatnya tapi waktu perhitungannya ada.”
Santrianah : “ Semakin cepat kita bayar zakat fitrah, semakin bermanfaat bagi penerimanya, karena mungkin untuk kebutuhan menjelang lebaran.”
Iprin Sholehah : “ Ada teman kita, Fatimah dan Ummu Ruman, tadi di dalam mesjid tak mungkinlah saya mau bertanya banyak, nah sekarang sudah diserambi mesjid sambil makan kue.“
Iprin Sholehah : “ Apa kabar Fatimah, Ummu Ruman, keluarganya dan kapan sampai dari mudik lebaran?.”
Fatimah : “Alhamdulillah saya dan keluargaku baik, kalau saya sudah 2 hari sampai, pulang mudik lebaran lebih awal, biar tidak terlalu padat, kasihan orang tua kita dan yang masih kecil.”
Ummu Ruman : “ Kalau saya Alhamdulillah baik dan keluarga saya baik juga dan Allah SWT masih mempertemukan kita di rumah Allah ini. Sudah 3 hari sampai dari mudik lebaran atau balik kampong dan tiketnya kami pesan duluan dan termasuk bagi saudara kami yang mau berangkat lagi sudah pesan tiket dulu.”
Fatimah : “ Sepertinya kami, kemungkinan disini, tidak berangkat lagi.”
Iprin Sholeh : “ Jadi tambah ramai teman kita.”
Pariadi : “ Semalam, Husen baru pulang balik mudik juga, bawa oleh-olehnya banyak juga untuk orang tuanya seperti kue wajik, tempe goreng kering dan kurma dan katanya untuk teman-temannya juga ada, mungkin besok diantarkannya.”
Uprin Sholeh : “ enak itu oleh-olehnya, jadi lapar, gudeg ayam campur tempe buka tadi  aja belum habis buatan mak, kalau mau makan datang aja atau mampir dan bawa datang teman-teman kita, sepulang dari tarawih ini.”
Fatimah : “ Saya bawakan oleh-oleh jelbab dan tasbih, kurma Mekkah dan air zam-zam   buat Iprin Sholehah, Kak Syah dan Mak Titi, Nenek Dahsa, kalau Uprin sholeh oleh-olehnya songkok dan tasbih tidak yang mahal tapi sepertinya bagus dan nyaman dipakainya dihari lebaran.”
Iprin Sholehah: “ Oleh-olehnya seperti orang habis haji atau umroh ?....
Fatimah : “ Memang saudara kami ada yang pulang dari Umroh dibulan Ramadhan ini ?....
Iprin Sholehah : “ Senangnya bisa umrah disaat bulan ramdahan dan bisa berziarah dan melihat makam nabi Muhammad SAW di Madinah.”
Mak : “ Mak doakan semoga kita bisa umrah dan haji .”
Iprin Solehah : “Amin.”
Uprin Sholeh : “ Amin.”
Fatimah : “ Isya Allah, besok paginya kami antar oleh-olehnya.”
Iprin Sholehah : “Iya, semoga Allah membalas amal baik keluargamu.”
Mak : “ Mari kita pulang.”
Uprin Sholeh : “ Sepertinya Kakek Unsai masih sibuk mencatat orang yang bayar zakat fitrah.”
Mak : “ Mudah-mudahan lancar.”
Uprin Sholeh : “ Mari kita pulang teman-teman, Assalamualaikum, sampai jumpa besok dimalam takbiran.”
Iprin Sholehah : “ Assalamualaikum, teman-temanku yang sholehah.”
Trima kasih, sampai jumpa dengan cerita Uprin sholeh dan Iprin Sholehah yang lebih menarik lagi semoga berkah dan bermanfaat.












           

Comments